Survey,Interview, dan Pemetaan Bersama Warga
Pada tanggal 19 dan 20 November para Volunteers Urban Lotus Project bersama Anggota Borneo Urban Lab untuk pertama kalinya melakukan pendataan warga di tempat yang akan menjadi lokasi projek ini; RT 14, Kelurahan Sungai Jingah. Pendataan ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai kendala dan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh warga Sungai Jingah khususnya di RT 14.









Dari hasil survei pertama ini dapat diketahui bahwa banyak warga yang masih membuang sampah langsung ke sungai, warga pun sebenarnya menyayangkan tindakan mereka ini namun warga berpendapat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang jauh tersebut adalah faktor utama, walaupun sempat ada tong sampah besar yang diberikan oleh pihak lain, namun tempat sampah tersebut tampaknya tidak begitu berfungsi di karenakan tidak ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah tersebut dari sana, sehingga sampah pun menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap yang menyebabkan warga kembali membuang sampah langsung ke sungai, namun masih ada warga yang mau mengumpulkan sampah dapurnya sendiri dan membuang ke tempat pembuangan sampah yang sedikit jauh dari RT 14. Berdasarkan hasil sementara pendataan ini, dapat diketahui berarti sebenarnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar masih ada, namun tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, padahal diketahui masih banyak warga yang menggunakan air sungai tersebut untuk hidup sehari selain untuk makan dan minum. Dari hasil survei didapati warga juga ternyata masih banyak yang belum memiliki tempat sampah sendiri, hanya mengumpulkan sampahnya di dalam plastik dan membuangnya ke sungai atau ke tempat pembuangan sampah.
Sebagian besar adalah penduduk asli yang memang sudah tinggal lama atau bahkan sejak kecil sudah menetap disana, bahkan usia bangunan pun ada yang menginjak usia 20 sampai 50 tahun. Berdasarkan pendataan mengenai air dan sanitasi yang layak, diketahui bahwa warga dahulu sempat menggunakan Tangki Septik Tank yang ditanam di dalam sungai, namun seiring berjalannya waktu tangki tersebut mengalami kerusakan dan belum diperbaiki hingga sekarang, sehingga warga menggunakan jamban yang langsung mengalir ke sungai. Diketahui juga warga di RT 14 juga ternyata sering berkumpul namun tidak menentu lokasinya, warga terkadang bisa berkumpul di dermaga, di mushola atau bahkan terkadang di rumah salah satu warga yang ada. Hal ini seperti yang disampaikan oleh beberapa narasumber bahwa warga warga di sini memiliki hubungan yang baik antara satu dengan yang lain.
Beberapa volunteer pun berpendapat bahwa survei ini berjalan begitu lancar, bahkan disambut ramah oleh warga sekitar, namun kendala di hari ke dua yang memang begitu terasa, di karenakan adanya pesta perkawinan yang tidak jauh dari tempat tinggal warga sehingga banyak warga yang tidak dapat diwawancarai di karenakan warga sedang mempersiapkan diri juga, begitulah pendapat Reyhan dan sebagai salah satu volunteer di projek ini.
Selanjutnya survei di masyarakat ini akan dilanjutkan untuk menggali informasi dari semua warga yang ada di RT 14 ini, karena selama dua hari ini belumlah cukup untuk menarik semua informasi yang dibutuhkan, volunteers juga masih menghadapi kendala pada saat survei, namun kendala tersebut tidaklah begitu mengganggu aktifitas para volunteers dalam melakukan survei. Selanjutnya akan dilakukan dengan memperhatikan lagi waktu para warga yang luang atau kosong, sehingga kedepannya kami akan melakukan survei dan interview lagi hingga data yang didapat sudah dirasa cukup untuk diolah menjadi data yang valid dan kredibel.
Urban Lotus Project merupakan project partisipatif untuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang saat ini didanai oleh Pemerintah Australia melalui skema hibah alumni (AGS) yang diadministrasikan oleh Australia Awards in Indonesia.
@kedubesaustralia #AGS #OzAlum
Come visit our instagram @borneourbanlab
#urbanlotusbjm #borneourbanlab #pemudaminimsampah