English Class Pelambuan; Cerita Pengalaman dari Pengajar

English Class Pelambuan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri anak-anak di daerah Pelambuan terhadap bahasa inggris (sederhana) dengan difasilitasi tempat inclusive public space yang berdiri sejak tahun 2022 lalu. Kegiatan ini berlangsung sejak bulan Agustus 2023 difasilitasi oleh fasilitator-fasilitator muda sebagai pengajar bahasa inggris yang dikemas secara fun dan diajarkan melalui berbagai metode yang membuat anak-anak tidak mudah bosan, selain itu fasilitator pengajar juga sering menyelipkan permainan pada saat mengajar.
Kegiatan ini mendapat dukungan dan antusiasme dari warga setempat yang tentunya mendapat manfaat banyak dalam proses peningkatan kapasitas anak-anaknya dan juga disisi lain public space yang dibangun memberikan wadah yang nyaman untuk anak-anak belajar, bermain, maupun sambil menghabiskan waktu sore mereka untuk sekedar membaca buku.
Berikut cerita menarik dari pengalaman fasilitator muda yang mengajar di Pelambuan selama satu tahun ke belakang.
Fahdina’s story
“Mau pilih, hug, shake hand, atau high five?” Ini adalah pertanyaan yang akan selalu ku ingat sampai kapan pun karena hal tersebut adalah pendekatan awal yang selalu kami gunakan sebagai pembukaan kegiatan belajar bahasa Inggris Pelambuan English Class.
Hai, perkenalkan namaku Fahdina Qanitah seorang introvert yang suka bersosialisasi. Latar belakang pendidikanku adalah mahasiswa keguruan di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Katakanlah bahwa latar belakang pendidikanku sejalan dengan kegiatan yang sedang aku ceritakan, yaitu pengajar volunteer di English Class Pelambuan. Aku suka anak-anak dan aku tahu dalam menghadapi anak-anak harus menyiapkan tenaga yang besar dalam mengimbangi keaktifan mereka. Sebagai seorang introvert, hal ini adalah tantangan yang membuat diriku merasa lebih hidup. Kurasa ada sejuta cerita yang telah terukir selama menjadi pengajar di sana, tapi akan prioritaskan sebuah kisah yang paling berkesan.

Hari itu kami belajar kosa kata baru dengan story telling menggunakan boneka koala yang kami beri nama Mr. Koala. Anak-anak kami suruh untuk duduk secara melingkar dan kami sebagai pengajar akan bergantian menceritakan kehidupan Mr. Koala yang akan memasuki hari pertama sekolah. Sebenarnya, alur cerita dari masing-masing pengajar sudah kami tentukan agar cerita yang disampaikan bernuansa kehidupan normal siswa yang masuk hari pertama sekolah. Tanpa diduga, ternyata teman-teman pengajar menambahkan bumbu-bumbu cerita di luar ketentuan yang sudah disepakati saat briefing. Aku memegang peran sebagai kontrol utama dalam proses pembelajaran sempat terkejut dengan cerita yang di luar dugaan tersebut, akan tetapi aku sadar hal tersebut justru membuat suasana kelas semakin penuh dengan canda tawa. Cerita yang melenceng tersebut seperti Mr. Koala yang tiba-tiba diserang hewan buas saat menuju sekolah, tapi syukurnya Mr. Koala mampu melawan binatang buas itu. Tanpa diduga juga ternyata Mr. Koala bisa berbahasa binatang seperti kisah Nabi Sulaiman di dalam ajaran Islam. Kemudian, Mr. Koala dalam perjalanan pulang menghitung langkah dalam bahasa Inggris, anak-anak terpana melihat gurunya yang melompat-lompat di tengah lingkaran.

Mengesankan. Kata yang mewakili saat mengingat setiap detail yang terukir di setiap sore-sore Sabtu. Aku bersyukur dapat tergabung sebagai guru volunteer di sana. Aku bersyukur bertemu anak-anak yang memiliki beragam karakteristik dan keunikan yang berbeda-beda. Dan aku tidak kalah bersyukurnya karena telah bertemu dengan teman-teman hebat sesama guru volunteer Pelambuan English Class. Kepada Wildy, Isyraqi, Yusma, Madan, Arrizky, dan Yanor, kalian adalah guru yang hebat! Teruntuk diriku, Fahdina, terima kasih telah mengizinkan untuk merasakan betapa luar biasanya, betapa berwarnanya, betapa mengagumkannya melihat proses pengembangan diri dalam kebersamaan yang tak ternilai dengan uang sepersen pun bersama anak-anak di Pelambuan. Semoga Tuhan memberkahi aktivitas pengajaran ini, dan memeluk mimpi-mimpi besar anak-anak Pelambuan English Class yang ku sayangi.
Isyraqi’s story
Tidak terasa kurang lebih satu tahun mengabdi untuk mengajar di Pelambuan. Tidak hanya skill mengajar yang ditingkatkan tapi skill untuk berinteraksi dengan anak-anak karena sejatinya pria apalagi bila menjadi suami kelak harus bisa mengajari, mendidik dan membimbing istri dan anak-anak dan saya melihat pengabdian ini adalah kesempatan untuk melatih skill itu dan tidak akan saya lewatkan, untuk itu saat dulu ada penawaran langsung saya ambil.
Setiap sabtu sore yang mana biasanya saya isi dengan kegiatan olahraga tergantikan oleh kegiatan mengajar Bahasa Inggris di Pelambuan dan saya tidak akan pernah menyesalinya. Saya pikir sebelumnya mengajari dan mendidik adalah hal yang mudah tapi setelah melakukan kegiatan ini saya langsung berubah pikiran. Bertemu dengan anak-anak dengan latar belakang yang berbeda membuat dunia saya terbuka, karena dunia ini tidak hanya aku dan kamu tapi kita semua yang mana semuanya perlu pendekatan yang berbeda-beda. Mulai berani dan percaya diri untuk mengajar anak-anak dengan berbagai tantangan sudah terlewati dengan baik.


Di kelas kami melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan skill Bahasa Inggris anak-anak. Menggunakan pendekatan langsung menurut kami adalah hal yang terbaik untuk belajar Bahasa Inggirs yang mana mereka langsung berbicara dengan Bahasa Inggris walaupun sedikit demi sedikit kami ajarkan kosa kata baru. Bagi kami percaya diri adalah hal yang terpenting untuk belajar Bahasa Inggris oleh sebab itu kami tegur murid yang mengejek murid lainnya dalam bila tersendat atau sedikit salah dalam Bahasa Inggris. Mental adalah hal yang terpenting, menanamkan mental ke anak-anak seperti menanam tumbuhan yang mana harus dirawat secara terus menerus agar bisa berbuah manis.
Permainan yang kami bawa ke kelas sebelumnya harus kami pastikan bisa meningkatkan kepercayaan diri anak-anak tidak hanya meningkatkan kemampuan belajarnya saja. Permulaan kami bawa anak-anak seperti berada di TK yang mana isinya adalah bermain, kemudian setelah anak-anak merasa gembira kami ajarkan kepada mereka kosa kata baru dan cara menggunakannya agar bisa gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Grammar dasar juga telah kami ajarkan kepada mereka dan harus kami ulang lagi agar tidak cepat lupa cara penggunanaanya. Pada saat kegiatan berakhir kami selalu melakukan sesi foto agar bisa disimpan sebagai kenang-kenangan bersama anak-anak karena kami tidak akan tau kapan kenangan ini akan berakhir.
Terima kasih atas segala pengalaman dan kesempatannya Borneo Urban Lab dan terima kasih juga menjadi wadah tempat saya untuk meningkatkan diri selama kurang lebih satu tahun. Semoga semua pengurus dan pengajarnya tambah sukses dan dilancarkan segala urusannya. Aamiin.
Yanor’s Story
Literasi menjadi bagian penting di dalam kehidupan terlebih bagi anak-anak yang baru tumbuh dan tentunya ingin belajar banyak hal. Salah satunya mengenai literasi bahasa asing yang sangat penting di tanamkan kepada anak-anak. Mengajar adalah hal baik yang aku minati dan sesuai dengan bidang yang sedang ditempuh. Rumah Pohon Pelambuan menjadi salah satu tempat yang memberikan wadah untuk aku bisa menerapkan hal tersebut, namun hal ini menjadi sedikit berbeda dari tempat biasanya dimana aku mengajar. Bahasa Inggris lah yang kini menjadi daya tarik anak-anak di pelambuan Banjarmasin dan hal inilah juga yang membuatku tergerak untuk ikut andil merasakan pengalaman baru disana.


Mengajar bahasa inggris kepada mereka dengan antusias dan semangat yang tinggi membuatku pertama kali datang ke sana merasa sangat bahagia. Sambutan yang baik dan ramah dari mereka tentunya hal ini menjadi moment yang menyenangkan selain itu berkumpul bersama teman – teman pengajar lainnya juga memberikan ku ilmu baru untuk terus berkembang berdaptasi dengan sosial. Disana kami mengajarkan Literasi bahasa inggris sederhana yang dimulai dari kosa kata, perkenalan, dan percakapan sehari-hari yang nantinya akan berguna jika mereka melanjutkan ke pendidikan formal atau lembaga kursus lainnya, dimana mereka sudah mengusai hal dasar dalam bahasa inggris. Namun sangat disayangkan karena kegiatan aku yang juga banyak dan harus mengajar di sekolah membuatku tidak bisa sering mengajar disana dan hanya di waktu luang bisa berjumpa dengan mereka. Namun ada satu pengalaman yang tidak kalah menarik yakni bertemu dengan orang asing yang bernama mitch, dia adalah orang Australia yang datang ke indonesia dan berkunjung ke rumah pohon pelambuan. Anak-anak sangat senang dengan kehadirannya dan bisa berinteraksi langsung serta menerapkan hal yang telah di pelajari sebelumnya.
Pada hari itu kami bermain sambil belajar, bernyanyi, bercerita dan juga melakukan diskusi sederhana tentang kehidupan sehari – hari. Hal ini tentu menjadi sorotan bagi masyarakat disana terkusus Ibu yang menjadi anak-anak yang ada di sekitar rumah pohon, ibu – ibu tersebut juga ikut menyaksikan keseruan yang kami lakukan. Di akhir waktu kami membuat kenang-kenangan bersama mitch berupa cap warna telapak tangan dan tanda tangan, yang buat menggunakan karton serta cat air. Hal ini sukses menjadikan memori bagi banyaknya anak –anak yang akan menjadi generasi muda selanjutnya untuk terus belajar bahasa asing sampai nanti mempunyai kesempatan untuk pergi ke negera asing dan berbicara dengan orang disana.
Wildy’s Story
Pengalaman mengajar sebagai volunteer di Pelatmbuan English Class telah mengajarkan saya banyak hal. Saya belajar untuk lebih fleksibel, menghadapi tantangan dengan sikap positif, dan mendorong kemajuan setiap murid dengan penuh kesabaran. Meskipun ada beberapa halangan dan rintangan, saya merasa bahagia dan terpenuhi ketika melihat kemajuan dan kebahagiaan mereka. Saya menyadari bahwa setiap anak memiliki kepribadian dan bakat yang berbeda. Beberapa murid mungkin memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah atau kesulitan dalam memahami materi. Namun, saya tidak menyerah pada tantangan tersebut karena saya percaya bahwa pendekatan yang baik dalam menghadapi murid yang nakal atau jahil adalah dengan memberikan perhatian ekstra dan memahami latar belakang mereka. Saya berusaha membangun hubungan yang positif dengan mereka, memperhatikan kebutuhan individu mereka, dan memotivasi mereka untuk belajar.


Dalam mengajar, saya menggunakan berbagai metode yang interaktif dan menarik agar mereka tidak merasa bosan atau terlalu tertekan. Saya sering mengadakan permainan, berdiskusi, atau menggunakan materi yang relevan dengan minat mereka. Dengan pendekatan ini, saya melihat perubahan positif dalam semangat belajar mereka. Meskipun terkadang saya merasa frustrasi atau lelah dengan tingkah laku beberapa murid, saya berusaha untuk tetap tenang dan sabar. Saya menyadari bahwa mereka juga sedang belajar menghadapi tantangan dan memerlukan bimbingan yang tepat. Dengan memberikan contoh yang baik dan memperlihatkan rasa empati, saya berharap dapat menginspirasi mereka untuk meraih kemajuan.
Mengajar sebagai volunteer adalah pengalaman yang berharga bagi saya. Saya melihat betapa pentingnya memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris mereka dan membantu mereka meraih impian mereka di masa depan.
Madani’s Story
Hi teman-teman, saya Madani. Saya merupakan salah satu dari pengajar volunteer yang dilaksanakan di Pelambuan. Ketika berbicara mengenai pengalaman, saya kembali mengingat awal pertama saya mendapat ajakan untuk mengajar bahasa Inggris dari salah satu teman saya yang sudah lebih dulu menjadi guru pengajar di sana.
Wah, saya awalnya sangat ragu untuk menerima ajakan menjadi pengajar tersebut karena dengan background study saya sebagai seorang mahasiswa IT, rasanya kurang cocok. Namun, kesempatan seperti ini kapan lagi, pikir saya. Lalu, saya terima ajakan itu. Hari pertama mengajar, saya bertemu dengan tim pengajar lainnya. Mereka orang-orang yang ramah dan mudah diajak bicara, hal ini meringankan kegugupan saya.
Sesampainya di lokasi, saya melihat barisan anak-anak membawa buku dan alat tulis mereka masing-masing. Mereka tampak terlihat antusias mengikuti kelas yang akan kami bawakan. Melihat wajah mereka tersebut membuat kami sebagai tenaga pengajar turut bersemangat untuk memberikan pembelajaran dan membagikan pengetahuan kepada mereka.
Meskipun demikian, tidak lantas pembelajaran berlangsung mulus setiap saat. Tentu ada saja tantangan-tantangan yang kami hadapi selama proses mengajar. Mengingat mereka masih anak-anak dan sebagian dari mereka berjiwa bebas, terkadang sangat sulit untuk diatur. Ada saja kegaduhan mereka yang membuat saya pribadi merasa heran. Walaupun begitu, gemuruh canda tawa mereka yang mengisi ruangan telah memberikan kesan indah tersendiri.
Seiring berjalannya waktu, perjalanan dari kegiatan volunteer ini memberikan dampak positif terhadap karakter saya. Saya jadi mampu menumbuhkan rasa percaya diri. Saya mampu berbicara di depan orang banyak disertai kemampuan artikulasi kata yang lebih baik ketika berbicara. Tak hanya itu, saya juga dapat belajar banyak dari teman-teman sesama pengajar, dari cara menyampaikan materi yang baik, serta cara berinteraksi yang efektif dengan anak-anak.


Jujur, saya kagum dengan teman-teman pengajar karena telah rela meluangkan waktu mereka. Belum lagi tentang totalitas mereka dalam mengajar sejauh ini yang begitu luar biasa. Bagi saya, kegiatan ini meninggalkan hal yang begitu berkesan dalam perkembangan karakter saya.
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang besar terhadap seluruh anggota tim pengajar volunteer Pelambuan dan Kak Yanti karena telah mengizinkan saya bergabung dan menyumbangkan partisipasi saya ke dalam tim. Mudah-mudahan ilmu yang kami ajarkan kelak bermanfaat bagi anak-anak Pelambuan saat ini dan di masa depan.
Khalis’s story
Halo teman teman, nama saya Yusma Rahman, Selama berkegiatan sebagai volunteer di Pelambuan, saya telah mengalami pengalaman yang sangat berkesan. Suatu hari, ketika saya tiba di lokasi kegiatan, saya disambut oleh sorot mata penuh antusiasme dari sekelompok anak-anak bersemangat. Mereka dengan senang hati mengikuti kelas bahasa Inggris yang kami ajarkan setiap minggu. Selama beberapa bulan, kami belajar bersama, tertawa bersama, dan merasakan ikatan yang kuat terjalin di antara kami.
Tidak hanya saya yang memberikan pengajaran kepada mereka, tetapi mereka juga mengajarkan saya banyak hal, saya belajar tentang semangat pantang menyerah dari kegigihan mereka dalam belajar bahasa Inggris.
Namun, dalam perjalanan ini, saya juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kehadiran anak- anak yang memiliki sikap nakal atau kurang fokus. Namun, saya selalu mencoba untuk menjaga sikap positif dan tidak terpengaruh oleh perilaku tersebut. Saya sadar bahwa setiap anak memiliki latar belakang dan tantangan masing-masing, dan sebagai volunteer, tugas saya adalah memberikan dukungan dan bimbingan yang mereka butuhkan.


Dengan kesabaran dan empati, saya berusaha untuk memahami apa yang mendasari perilaku mereka dan mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut. Saya melibatkan mereka dalam aktivitas yang lebih interaktif, memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dan merasa bernilai. Saya juga sering berbicara dengan mereka secara pribadi, mendengarkan keluh kesah mereka, dan memberikan dorongan positif untuk mengubah perilaku yang negatif menjadi positif.
Melalui pendekatan ini, saya melihat perubahan yang luar biasa dalam beberapa anak yang awalnya nakal. Mereka mulai menunjukkan sikap yang lebih kooperatif, kesediaan untuk belajar, dan keterlibatan yang lebih aktif dalam kegiatan. Saya merasa senang dan terpenuhi ketika melihat mereka mengembangkan potensi mereka, mengatasi hambatan yang ada, dan tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
Selain itu, sikap positif dan keteladanan yang saya tunjukkan juga mempengaruhi anak-anak lain dalam kelas. Mereka menjadi lebih terbuka, lebih menghargai kerjasama, dan saling mendukung satu sama lain. Saya merasa bangga bahwa melalui kegiatan volunteer ini, saya dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh kasih sayang, di mana setiap anak merasa diterima dan didukung.
Melalui kegiatan volunteer di Pelambuan, saya juga mengenal rekan-rekan volunteer yang luar biasa. Kami tidak hanya berbagi peran dalam mengajar anak-anak, tetapi juga saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain. Dalam kebersamaan kami, kami menjadi keluarga volunteer yang saling memperkuat dan mendukung satu sama lain.
Selama waktu yang kami habiskan bersama, saya juga terhubung dengan rekan-rekan volunteer yang luar biasa. Kami berbagi ide, pengalaman, dan dukungan satu sama lain. Meskipun kami memiliki latar belakang dan keahlian yang berbeda, kami memiliki tujuan yang sama untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak Pelambuan. Melalui kerjasama tim yang solid, kami dapat menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan memberikan dampak positif dalam perkembangan anak-anak.
Akhir kata, pengalaman volunteer di Pelambuan telah memberikan kesan yang tak terlupakan dalam hidup saya. Melihat kemajuan anak-anak, mendapatkan persahabatan yang kokoh, dan merasakan kebahagiaan dalam berkontribusi kepada komunitas, semuanya menjadi bagian dari pengalaman yang penuh makna dan menginspirasi. Saya merasa sangat beruntung dan bersyukur telah memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan volunteer yang begitu berharga di Pelambuan.
Berikut cerita-cerita pengalaman yang didapat teman-teman fasilitator muda yang berperan sebagai pengajar di English Class Pelambuan. Semoga kegiatan ini dapat menebar kebermanfaatan untuk siswa-siswa di Pelambuan dan juga menumbuhkan kesadaran masyarakat atau Bapak dan Ibu mereka untuk meningkatkan kapasitas anak-anaknya, serta memberikan manfaat kembali kepada fasilitator muda atau pengajar di Pelambuan.
#EnglishClassPelambuan