Uncategorized

Program Kampung Iklim (Proklim) Asri Berseri


Artikel ditulis oleh; Dine Bunata dan Muhammad Bayu Adithya Riedanto

Proklim Asri Berseri, merupakan salah satu dari komunitas kecil yang terpilih untuk mengikuti pelatihan pengelolaan sampah menjadi suatu kerajinan yang memiliki nilai jual. Pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah ini dapat memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat, terutama dalam konteks sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pelatihan ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan keterampilan baru dalam mengolah sampah menjadi produk yang berguna. Dengan menghasilkan barang-barang kerajinan dari sampah, masyarakat dapat menjual produk-produk tersebut dan meningkatkan pendapatan mereka. Disisi lain, pelatihan ini juga dapat meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat terhadap masalah sampah dan polusi. Pelatihan ini dapat membantu mengurangi
jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Ini mendukung prinsip-prinsip daur
ulang dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Kami mengadakan kunjungan pertama pada hari Rabu, tanggal 20 September, di Jl. Komp. Citra Sari, RT 10 RW 01, bertempat dirumah ketua RT yang bernama pak Tajuddin Noor. Terdapat banyak pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, dengan pengembangan dan pemanfaatan tanaman dan juga perikanan. Penghasilan utama masyarakat disana yaitu pedagang, buruh, dan perikanan. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Bapak Tajuddin Noor selaku ketua proklim asri berseri, kami mendapatkan banyak informasi mengenai kegiatan masyarakat disana. Yang pertama, adanya produksi telur asin, merupakan usaha mandiri yang dilaksanakan oleh beberapa warga. Usaha ini sudah berdiri sejak 2012 sampai sekarang. Menurut pernyataan salah satu pelaku usaha telur asin tersebut, kekurangan dari usaha ini ada di pengelolaan limbah, khususnya pembuangan rak telur yang
sudah tidak terpakai.

Selanjutnya yaitu budidaya ikan lele, budidaya ini sudah ada sejak tahun 1998 yang dikelola oleh warga secara mandiri atau perorangan. Ada sekitar 5 kolam atau tambak yang berada di RW 01. Masyarakat memilih untuk mengelola tambak ikan lele karena sebagai komoditas jual, ikan lele lebih cepat panen dibandingkan ikan lain, yaitu sekitar 3 sampai 4 bulan sekali. Keuntungan lain dari budidaya ikan lele adalah habitatnya yang mudah hidup di air sungai,rawa, dan air dalam tanah., umpan yang mudah didapat, cepat dan mudah dikembangkan, serta kuat bertahan hidup dilingkungan rawa. Adapun kegiatan lain berupa pelatihan pengelolaan limbah sampah menjadi kerajinan pot tanaman. Kegiatan ini berjalan dari tahun 2019, namun tidak dilanjutkan karena kurangnya minat warga terutama dari para pemuda yang mengikuti pelatihan tersebut.

Kami kembali melakukan kunjungan pada tanggal 2 Oktober 2023. kunjungan tersebut merupakan pertemuan dengan ketua proklim dan juga para peserta pelatihan, dalam rangka sosialisasi mengenai kegiatan pelatihan membuat kerajinan dari sampah yang akan diadakan pada 7 Oktober 2023. Para peserta terlihat menyambut dengan baik. Mereka berpendapat bahwa kegiatan ini dapat bermanfaat untuk mengisi waktu luang dan dapat dijadikan sebagai usaha berkelanjutan guna mendorong ekonomi masyarakat. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan menjaga lingkungan, serta dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.

Program pengelolaan sampah di 3 proklim merupakan program kerjasama Borneo Urban Lab melalui CSR PLN Peduli PLN IP UPDK Barito

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *